Implementasi Kebijakan Program Keluarga Berencana Dalam Rangka Peningkatan Kesertaan KB Pria di Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar
Abstract
Tujuan Penelitian adalah mendiskripsikan implementasi kebijakan peningkatan KB pria dalam program Keluarga Berencana di Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar 2.Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan peningkatan kesertaan KB pria.
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Hal inimengingat tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam terhadap fenomena yang dijadikan sasaran penelitian, yakni masih cukup rendahnya cakupan kesertaan KB pria. Dalam memaknai pemahaman ini, peneliti akan mencoba menarik berbagai generalisasi atau teori yang dapat digunakan untuk perkembangan ilmu itu sendiri atau untuk dijadikan dasar bagi kepentingan aplikasi teori dalam kehidupan masyarakat.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : Pertama, partisipasi laki-laki (suami) dalam ber-KB relatif masih rendah. Hal ini terlihat dari temuan studi ini, yaitu dari seluruh responden (laki-laki) sebanyak 8,35 persen yang menggunakan kontrasepsi vasektomi, selebihnya perempuan (istri) yang menggunakan metode kontrasepsi. Kedua, beberapa kendala yang menghambat partisipasi laki-laki dalam ber-KB adalah adanya kekhawatiran mengganggu kejantanan, impotensi, malu karena menjadi pergunjingan di masyarakat. Ketiga, strategi yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan partisipasi laki-laki dalam ber-KB antara lain adalah: 1) untuk mengurangi berbagai kekhawatiran suami maupun istri tentang risiko ber-KB Pria, khususnya vasektomi, perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif, dan kampanye Masyarakat, melalui media massa, yang menampilkan bintang iklan yang populer, sehingga keikutsertaan dalam Program KB Pria tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang tabu atau memalukan. Sosialisasi ini perlu dilakukan tidak hanya bagi kaum pria, tetapi juga bagi kaum perempuan, karena dalam kenyataan tidak jarang terjadi justru kaum perempuan sendiri yang menjadi penghalang kemungkinan suami mereka ikut serta dalam Program KB; 2) Untuk mempermudah akses para suami yang ingin melakukan vasektomi, ada baiknya jika dikembangkan berbagai pelatihan bagi para dokter atau tenaga medis lainnya dalam melakukan praktik vasektomi agar bisa dieliminasi sekecil-kecilnya kemungkinankemungkinan terjadinya kegagalan dan efek samping vasektomi yang tidak dikehendaki, sebab perasaan takut akan efek samping yang tidak diinginkan, secara langsung maupun tidak langsung akan menyebabkan partisipasi kaum pria dalam Program KB menjadi terhambat.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License