PENGARUH FAKTOR INSENTIF DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BAGIAN PEMASARAN (Studi Pada Pegawai Bagian Pemasaran Bank Perkreditan Rayat di Wilayah Kabupaten Tulungagung)
Abstract
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu dari 2 (dua) jenis Bank yang diakui secara tegas oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia, selain Bank Umum, yakni melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, Perubahan atas UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992. Pertumbuhan BPR terutama dipengaruhi oleh Deregulasi oleh Pemerintah saat itu melalui apa yang kita kenal dengan sebutan Pakto 86.
Kita juga mengetahui, mengikuti bahwa saat ini telah terjadi pergeseran paradigma yaitu dari semula Good Dominant Logic (GDL) ke arah Services-Dominant Logic (SDL). Dari semula menekankan produk berupa barang fisik dengan menekankan keistimewaan yang spesifik, bergeser menjadi fokus pada pelayanan dengan aspek utama pengalaman dan solusi. Dengan demikian industri yang berbasis pelayanan dengan mengutamakan jasa semakin mempunya peran penting dan diperhitungkan dalam mendorong laju perekonomian sebuah Negara. Terkait dengan hal ini, kesiapan dan keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM) sebuah BPR sangat memiliki peran yang vital.
Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui apakah faktor insentif dan disiplin kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bagian pemasaran pada BPR yang berkantor pusat di wilayah Kabupaten Tulungagung. Penelitian melibatkan seluruh pegawai bagian pemasaran BPR di Wilayah Kabupaten Tulungagung sebanyak 93 responden dari seluruh 10 BPR yang ada.
Hasil penelitian menggunakan Analisa Linier Regresi Berganda menghasilkan temuan bahwa: (1) Variabel insentif mempunyai koefisien 0,107 artinya, apabila insentif dipersepsikan positif oleh responden, dapat dikatakan bahwa kinerja akan meningkat. (2) Variabel disiplin mepunyai koefisien 0,684 artinya, apabila disiplin dipersepsikan positif oleh responden, dapat dikatakan bahwa kinerja secara keseluruhan akan meningkat. (3) Atas hipotesa yang diajukan diperoleh hasil diketahui bahwa pengaruh insentif terhadap kinerja menunjukan nilai signifikansi 0,159 dengan nilai t hitung sebesar 1,419. Dimana nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 maka, artinya variabel insentif tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. (4) Sedangkan pengaruh disiplin terhadap kinerja menunjukan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai t hitung sebesar 9,076. Dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, artinya disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. (5) Hasil ANOVA (Uji F) mendapatkan nilai F = 45,912 dengan probabilita sebesar 0,000 (< 0,05). Hal ini menandakan bahwa variabel insentif dan disiplin secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. (6) Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai R2 (R Square) sebesar 0,505 atau 50,5%. Hal ini menunjukan bahwa variabel dependen (kinerja) dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu insentif dan disiplin sebesar 50,5%, sedangkan sisanya 49,5% kinerja dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam model penelitian ini. (7) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial didapat signifikansi 0,159 dengan nilai t hitung sebesar 1,419. Dimana nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 maka, disimpulkan bahwa variabel insentif tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. (8) Dari pengujian diketahui pengaruh disiplin terhadap kinerja menunjukan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai t hitung sebesar 9,076. Dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 maka, disimpulkan bahwa disiplin berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License