PENGARUH PEMBERIAN MULSA DAN PUPUK HAYATI TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BAWANG PUTIH (Allium Sativum L) VARIETAS LUMBU PUTIH
Abstract
Permintaan (konsumsi) bawang putih yang terus meningkat dari tahun ke tahun karena pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat akan pentingnya nutrisi pada komoditas ini, tidak memungkinkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mulsa dan pupuk hayati terhadap produksi tanaman bawang putih (Allium Sativum L). Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Agroteknologi Universitas Darussalam Gontor, jenis tanah grumusol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari sampai Mei 2022. Penelitian ini menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 9 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali. Faktor perlakuan pemberian pupuk hayati yang terdiri dari 3 (tiga) taraf perlakuan dan perlakuan pemberian mulsa yang terdiri dari 3 (tiga) taraf perlakuan.Perlakuan pemberian pupuk hayati yaitu : P0 = tanpa pupuk hayati, P1 = pemberian MA-11 dan P2 = pemberian EM-4. Perlakuan pemberian mulsa yaitu : M0 = tanpa mulsa, M1 = pemberian mulsa plastik hitam perak dan M2 = mulsa jerami padi. Pengamatan yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), laju pertumbuhan (cm), berat basah umbi (cm), berat kering umbi (cm), jumlah siung (buah), berat basah per plot (kg/ha), dan berat kering per plot (kg/ha). Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati maka data diperoleh dianalisis secara statistik, menggunakan sidik ragam dan untuk melihat perbedaan antara perlakuan dilanjutkan dengan BNT pada taraf nyata 5%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kombinasi antara perlakuan pemberian mulsa dan pupuk hayati tidak terdapat interaksi yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah siung perumbi, berat basah perumbi, berat kering perumbi, berat basah perplot, dan berat kering perplot. Secara mandiri pemberian mulsa jerami padi (M2) memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap parameter berat kering perplot (253.67) dan memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada umur pengamatan 2 mst sampai dengan 7 mst tinggi tanaman. Perlakuan dengan pemberian MA-11(P1) memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat basah perumbi (7.92). Perlakuan tanpa mulsa (M0) memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap parameter berat basah perplot (503.25).
References
Erika, T., Setyobudi, L., & Suryanto, A. (2014). Penggunaan beberapa jenis mulsa terhadap produksi baby wortel (Daucus carota L.) varietas hibrida. Jurnal Produksi Tanaman, 2(1), 25–30.
Etica, U., & Husaini, A. (2019). Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Mulsa Terhadap Produksi Bawang Merah (Allium cepa L. Var. Agregatum). 7(1), 7–24.
Hanifah, B. N., & Suntari, R. (2021). Pengaruh Pupuk Sulfur dan Jumlah Siung Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Putih Serta Residu Sulfur Tanah Inceptisol Karangploso. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan, 8(1), 43–50. https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2021.008.1.6
Hardiyanto, H., Devy, N., & Supriyanto, A. (2017). Eksplorasi, Karakterisasi, Dan Evaluasi Beberapa Klon Bawang Putih Lokal. Jurnal Hortikultura, 17(4), 83816. https://doi.org/10.21082/jhort.v17n4.2007.p
Kurniyawan, N. . H., Kumalaningsih, S., & Febrianto, A. (2019). The Effect Microbatter Allfafa MA-11 Concentrate Addition Urea-Based Fertilizer Addition On Quality Of Compost Fertilizer From Combination Of Jact Fruit Crust And Hay With Rabbit Feces. 1(1), 87–91.
Mahmudi, S., Rianto, H., & Historiawati. (2017). Pengaruh Mulsa Pastik Hitam Perak dan Jarak Tanam Pada Hasil Bawang Merah (Allium cepa fa. ascalonicum, L.) Varietas Biru Lancor. Jurnal Ilmu Pertanian Tropika Dan Subtropika, 2(2), 60–62.
Rahayu, S. T., Basuki, R. S., Penelitian, B., & Sayuran, T. (2020). Pengaruh Varietas dan Aplikasi Teknologi Budi Daya terhadap Kualitas Umbi Bawang Putih. 6(2), 88–98.
Samsudin, W., Selomo, M., & Natsir, M. F. (2018). Pengolahan limbah cair industri tahu menjadi pupuk organik cair dengan penambahan effektive mikroorganisme-4 (EM-4). Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 1(2), 1–14.
Sandrakirana, R. (2018). Panduan Budidaya Bawang Putih Kementerian. In Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur (1st ed.). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur.
Sari, D. E. (2022). Pengaruh Jenis Mulsa Organik dan Pupuk Kandang Kambing terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Putih. J. Agrotan, 8(1).
Sopian, S. A., & Trimo, L. (2020). Strategi Pengembangan Usahatani Bawang Putih Di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 6(2), 794. https://doi.org/10.25157/ma.v6i2.3554
Sugiarti, U., & Suprihana. (2015). Pemberian Limbah Ikan dan Pemulsaan Terhadap Kualitas Allin Sebagai Anti Bakteri Umbi Bawang Putih (Allium sativum) Varietas Lumbu Putih. Buana Sains, 15(1), 45–50.
Supit, J. (2020). Pemanfaatan Kompos dan EM-4 pada Lahan Kritis Terhadap Serapan Hara, Pertumbuhan, dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L) Di Kabupaten Minahasa. Cocos, 7(7).
Yuliana, D., Yusnaini, S., Hendarto, K., & Niswati, A. (2019). Pengaruh Pupuk Hayati dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap Alkalis terhadap Respirasi Tanah pada Pertanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Ketinggian 600 mdpl di Kabupaten Tanggamus. Jurnal Agrotek Tropika, 7(3), 413. https://doi.org/10.23960/jat.v7i3.3544
Hilman, Yusadar, Achmad Hidayat, and Suwandi. Budidaya Bawang Putih. Edited by Muhammad Wahjuliana and widya Rahayu. 2nd ed. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2009.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution License